Sabtu, 11 April 2009

Hubungan Antara Organisasi, Administras dan Manajemen

1.1 HUBUNGAN ORGANISASI,ADMINISTRASI, DAN MANAJEMEN

  1. Sebelum saya memaparkan tentang hubungan organisasi, administrasi dan manajemen terlebih dahulu akan saya jelaskan definisi dari ketiga hal tersebut.

    1. Organisasi

      Definisi organisasi menurut para ahli :

  • Scott's : "organisasi sebagai hal yang bersifat kolektif, dibentuk untuk mencapai sasaran spesifik."
  • Stephen P Robbins : "organisasi sebagai kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif, bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama."
  • Pendapat lain "organisasi dinyatakan suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan antar individu yang bekerja sesuai dengan aturan dan struktur yang telah ditentukan"

Dengan memperhatikan penjelasan dari pendapat para ahli tersebut tampak beberapa hal yang muncul secara dominan yakni :

  • Tujuan : dijabarkan usaha-usaha yang ingin dicapai
  • Proses : adanya usaha-usaha pengadministrasian
  • Kelompok yang bekerjasama : adanya individu yang bergabung kedalam kelompok
  1. Administrasi
    1. Arti sempit: berasal dari kata Administratie (bhs. BELANDA ), yang meliputi kegiatan: catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dsb, yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Dengan demikian tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari Administrasi.
    2. Arti luas: berasal dari kata Administration (bhs. INGGRIS).
  • Leonard D.White: Administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar dan kecil.
  • H.A Simon: Administrasi adalah kegiatan dari kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama.
  • William H. Newman: Administrasi adalah bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan atas usaha-usaha kelompok individu, terhadap tercapainya tujuan bersama.

Dengan memperhatikan penjelasan tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa:

CIRI-CIRI ADMINISTRASI adalah sebagai berikut:

  • Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
  • Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
  • Adanya kegiatan dan proses
  • Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
  • Adanya tujuan kelompok
  1. Manajemen

    Menurut Robert Dalam Winardi, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,menggerakan serta mengawasi aktifitas suatu organisasi untuk mencapai suatu koordinasi sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam mencapai sasaran-sasaran efektif dan efisien

Setelah kita mengetahui definisi dari organisasi, administasi dan manajemen maka dapat terlihat adanya hubungan yang erat antara ketiga hal tersebut. Hal ini juga dikemukakan dalam teori

  1. Ordway Tead dan Farland:

    Administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen.

  2. Dimock dan Koenig:
  • Inti Manajemen adalah Kepemimpinan
  • Inti Kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
  • Inti Pengambilan Keputusan adalah hubungan antarmanusia
  • Inti dari hubungan antar manusia adalah pendekatan personal (silaturahmi)

Selain adanya hubugan antara organisasi, administrasi dan manajemen, Ordway Tead berpendapat bahwa ada perbedaan antara ketiga hal tersebut di atas :

  1. Organisasi sebagai wadah atau lembaga untuk mencapai tujuan
  2. Administrasi sebagai suatu proses yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan dan kebijaksanaan
  3. Manajemen sebagai fungsi secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan tujuan dengan mengatur tindakan-tindakan tersebut agar tujuan tercapai.


  1. INTI ORGANISASI

    Untuk memahami keterkaitan dan inti organisasi, administrasi, manajemen, kepemimpinan, pengambilan keputusan, hubungan antar manusia dan pendekatan personal dapat dilihat dalam bentuk gambar berikut :















Penjelasan

  1. Dalam suatu organisasi terdapat serangkain aktifitas yang melibatkan sumber daya (SDM dan Non SDM) yang dalam prosesnya memerlukan administasi dan manajemen disinilah terlihat inti dari organisasi adalah administrasi.
  2. Proses administrasi berusaha untuk mencapai tujuan dengan memberdayakan manusia sebagai subjek dan sumberdaya pendukungnya berupa dana, barang, peralatan, waktu dan metode. Agar hal di atas dapat tercapai maka diperlukan manajemen. Hal ini mengandung pengertian bahwa inti dari administrasi adalah manajemen.
  3. Dalam proses manajemen terdapat aktifitas organisasi seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan secara terus menerus. Aktifitas tersebut dapat dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Dengan demikian inti dari manajemen adalah kepemimpinan.
  4. Diantara sekian banyak orang yang terlibat dalam oranisasi para pemimpinlah yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan (ciri dari kepemimpinan yang baik) yang berarti bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan.
  5. Pada hakikatnya tugas pokok dari kepemimpinan adalah mempengaruhi orang-orang agar mengikuti kehendaknya. Dimana dalam prosesnya perlu mempehatikan hubungan antar pribadi atau antar manusia yang baik. Ini berarti inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan antar manusia (human relation).
  6. Salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi terletak pada hubungan antar manusia, karena semua keputusan yang diambil pada akhirnya akan berkaitan dengan kegiatan orang-orang disekitar organisasi. Maka untuk menciptakan hubungan yang akrab dan lebih baik diperlukan hubungan secara pribadi yang lebih dekat (pendekatan personal)/silaturahmi. Dengan demikian inti dari hubungan antar manusia adalah pendekatan personal.
  7. Dalam melaksanakan hubungan antar manusia , pendekatan personal sangat penting artinya hal ini tersirat juga dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 1.

    "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya {263} Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain {264}, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu"


    Dalam dunia pendidikan kemapuan pemimpin dalam pendekatan personal akan semakin terasa manfaatnya. Kepemimpinan pendidikan menghendaki seorang pemimpin yang multifungsi yang dapat berperan sebagai educator, motivator, administrator, supervisor, leader, inovator dan management, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada angota-anggotanya dan hal ini dapat tercapai apabila pemimpin yang bersangkutan mampu berkomunikasi secara timbal balik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inti dari hubungan antar manusia (human relation) adalah pendekatan personal (personal approach)/silaturahmi.


Berdasarkan uraian di atas inti dan keterkaitan antara organisasi, administrasi, manajemen, kepemimpinan, pengambilan keputusan, hubungan antar manusia dan pendekatan personal semakin jelas. Disamping itu, setelah diuraikan satu persatu ditemukan juga bahwa inti utama dari organisasi adalah pendekatan personal yang merupakan kunci keberhasilan organisasi.

Karakteristik Program Inovasi Pendidikan

Oleh : ENTIN KARTINAH (82320809753)

Mahasiswa Pasca Sarjana

UNIGAL Ciamis, Kelas D-5 Majalengka


Pengantar

Inovasi sebagai sebuah istilah diderivasi dari kata innovation (Bahasa Inggris) yang secara umum diartikan sebagai penemuan. Istilah inovasi sering disepadankan dengan istilah invention dan discovery. Padahal, jika dirinci, ketiganya memiliki pengertian masing-masing yang satu sama lain berbeda walaupun pada intinya mengarah kepada pengertian yang sama.

Inovasi merupakan ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sesbagi sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat. Inovasi dalam hal ini bisa dalam bentuk invention maupun discovery.

Invention merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru. Sesuatu yang benar-benar baru ini adalah produk manusia, yakni sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau belum pernah ditemukan orang. Ia orisinil hasil karya seseorang, misalnya teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Penemuan sesuatu yang baru memang tidak serta merta terjadi, akan tetapi berdasarkan pengalaman, pengamatan dari sesuatu yang sudah ada, namun kemudian mampu memunculkan sesuatu yang benar-benar baru. Bila kemudian ada hal-hal yang agak sama atau menyerupai, itu bukan berarti terjadinya peniruan, namun dalam kapasitas karya manusia kesamaan-kesamaan bisa saja teridentifikasi tanpa disengaja.

Di lain pihak, discovery merujuk kepada penemuan sesuatu yang sebelumnya sudah ada. Kelebihannya adalah, bahwa sesuatu yang sudah ada itu belum banyak diketahui orang, atau bahkan tidak diketahui orang sama sekali. Misalnya, seseorang menciptakan sebuah pusaka sejenis keris dengan bentuk yang agak berbeda dari bentuk keris semula, maka ia dikatakan melakukan discovery. Padahal keris mulanya diciptakan oleh Empu Gandring. Keris, walaupun sudah ada sebelunya, tetapi bila diciptakan dalam bentuknya yang baru, maka ia sudah memenuhi persyaratan sebuah discovery.

Inovasi kemudian diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan. Artinya di dalam penyelenggaraan pendidikan perlu hadirnya pembaharuan melalui penemuan, invention, ataupun discovery itu. Inovasi yang terjadi dalam pendidikan berlangsung melalui proses dan tahapan perubahan yang berkaitan dengan masalah-masalah pengembangan (development), penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination), perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluation) (Subandiyah 1992:77)

  1. Development

    Pengembangan merujuk kepada upaya mengembangkan sesuatu yang sudah ada dan sedang berjalan. Misalnya : kegiatan belajar mengajar IPS yang dilaksanakan secara konvensional dengan metode ceramah, bisa dikembangkan dengan pembelajaran model inquiry, diskusi, dan sebagainya. Artinya sesuatu yang sudah dan sedang berjalan itu tidak statis atau stagnan pada satu jenis kegiatan, namun berkembang menjadi seuatu yang lebih bermakna dan berhasil guna.

  2. Difusi

    Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu (Udin & Ayi, .... : 17) Difusi terjadi karena adanya komunikasi di antara warga masyarakat itu, sehingga melalui komunikasi itu terjadi peristiwa saling tukar informasi, saling mengisi, saling memberi masukan, dan sekaligus saling mempengaruhi.

  3. Diseminasi

    Penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola dengan baik merupakan diseminasi. Ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan. Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun menurut perencanaan yang matang, melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bentuk diseminasi, karena sebarannya berdasarkan sebuah perencanaan dengan pandangan jauh ke depan. Di dalam pelaksanaannya pun, tidak sembarang kegiatan dapat dlakukan, namun benar-benar berdasarkan sebuah program yang terarah dan terencana secara matang.

Berangkat dari program baik yang terencana maupun spontan, sebuah inovasi kemudian menjadi suplemen tersendiri dalam pelaksanaan pendidikan. Artinya, pendidikan tidak berjalan mandeg dalam koridor yang sama dan statis. Ia bergerak maju ke arah oembaharuan-pembaharuan melalui proses kreatif para inovator.

Alur gerak inovasi pendidikan ada yang berangkat secara "Top-Down " atau dikenal dengan"Top Down Innovation" yaitu inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan/atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Alur semacam ini merupakan inovasi yang sengaja diciptakan dan direncanakan oleh Pemerintah atau pihak pengambil kebijakan pendidikan agar terjadi pemerataan dalam pelayanan pendidikan. Hal demikian memang merupakan bagian dari tugas Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional, untuk membuat sebuah aturan baku mengenai pelaksanaan pendidikan dengan tetap berpegang kepada upaya desentralisasi, atau memberikan kewenangan yang lebih luas kepada daerah untuk mengembangkan pendidikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi lokal masing-masing. Inovasi top-down lebih mengarah kepada memberikan pengaruh dan ajakan melaksanakan suatu kebijakan yang dianggap baik menurut atasan. Otoritas penolakan atas kebijakan ini tidak dimiliki oleh bawahan.

Contoh-contoh inovasi pendidikan yang dihasilkan oleh Depdiknas antara lain :

  • Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
  • Model Guru Pamong,
  • Sekolah Persiapan Pembangunan,
  • Sekolah kecil,
  • Sistem Pengajaran Modul,
  • Sistem Belajar jarak jauh dan lain-lain.

Sayang sekali, banyak upaya inovasi pendidikan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya, Cara Belajar Siswa Aktif tidak berjalan mulus, dan bahkan hanya sampai tingkat wacana karena pelaksanaannya mandeg di tengah jalan seiring dengan keburu terbitnya model kurikulum baru. Di samping itu, banyak inovasi hasil kerja sama dengan lembaga-lembaga asing seperti British Council, USAID dan lain-lain banyak yang tidak bertahan lama. Model inovasi yang demikian hanya berjalan dengan baik ketika berstatus sebagai proyek.

Kebalikan dari To Down Innovation adalah Bottom Up Innovation yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Ini merupakan reaksi penting para pelaksana pendidikan di tingkat bawah, atau dalam hal ini guru di tingkat sekolah. Inovasi bootom up dilakukan oleh guru-guru di sekolah, yang dalam pelaksanaannya masih menghadapi kendala sehubungan dengan beberapa hal, antara lain masalah pendanaan dan pemahaman atasan atas inisiatif yang muncul dari guru itu sendiri. Kendala lainnya adalah bahwa sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya masih sentralistis, belum sepenuhnya terjadi desentralisasi. Sentralisasi pendidikan tidak memberikan keleluasaan bagi guru untuk melakukan inovasi.

Namun pada saat sekarang ini, inovasi merupakan sebuah keharusan. Bagaimana mungkin guru terjebak dalam rutinitas yang sama dalam kesehariannya, sementara ilmu dan teknologi makin berkembang dengan cepat. Tanpa upaya inovasi, maka proses pendidikan hanya merupakan sebuah wacana saja, karena ukuran kualitas output kini lebih ditekankan kepada bagaimana mereka mampu menyikapi kebermaknaan teknologi yang berkembang saat ini. Untuk itu, inovasi kini diarahkan kepada bagaimana pendidikan mampu bersejajar dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Sehubungan dengan itu, sebuah program inovasi harus memiliki karakteristik yang jelas, sehingga arah pencapaiannya jelas pula. Berikut diuraikan beberapa karakteristik yang terkandung dalam sebuah program inovasi.

Karakteristik Program Inovasi

Inovasi pendidikan pada hakikatnya merupakan produk yang harus dipublikasikan kepada masyarakat. Ia merupakan produk kegiatan pendidikan yang selayaknya dipahami dan kemudian diterima oleh masyarakat secara luas.

Diterimanya program inovasi oleh masyarakat memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun kemungkinan bisa diterima secara cepat juga terbuka cukup lebar, apabila program jelas karakteristiknya.

Pengalaman yang terjadi di Amerika Serikat menunjukkan, bahwa produk sebuah mobil bisa diimplementasikan informasinya kepada masyarakat hanya dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun. Bagaimana dengan kemungkinan yang terjadi di Indonesia? Indonesia beberapa tahun yang lalu pernah memproduksi mobil Timor. Ini merupakan produk anak bangsa yang assemblingnya dikerjakan di Korea Selatan. Ketika pertama kali mendengar informasi mengenai inovasi yang dilakukan anak bangsa ini, masyarakat Indonesia menyambut gembira. Sayangnya, antusiasme masyarakat kemudian mengendur ketika mengetahui bahwa mobil Timor tidak memiliki kualitas yang identik dengan produksi Jepang. Karenanya, Timor hanya populer beberapa saat, setelah itu hilang.

Kasus yang terjadi pada produk mobil Timor ini merupakan contoh inovasi yang karakteristiknya kurang jelas. Dengan demikian, sebuah inovasi harus memiliki karakteristik seperti diuraikan di bawah ini.

1. Inovasi Pendidikan harus memiliki keuntungan relatif ( relative advantage)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya

Dalam hal ini berperan ukuran eknonomi, karena keuntungan relatif biasanya diukur dengan perhitungan-perhitungan secara ekonomis. Sebuah inovasi pendidikan harus memiliki tingkat keuntungan relatif. Misalnya, sebuah inovasi pembelajaran, akankah ia menguntungkan bagi siswa dan bagi masyarakat.

Selain diukur berdasarkan aspek ekonomi, keuntungan atau manfaat sebuah inovasi juga diukur menurut faktor-faktor :

  1. Sosial

    Apakah secara sosial inovasi yang dilakukan menguntungkan? Misalnya, inovasi tertentu berhasil meningkatkan derajat gengsi seseorang di depan orang lainnya.

  2. Kesenangan

    Biasanya, sesuatu akan melekat secara mutlak pada diri seseorang ketika sesuatu itu memiliki sifat keberterimaan atau mengandung unsur-unsur kesenangan yang dikehendaki oleh orang tersebut. Sebuah lagu baru yang diciptakan oleh seorang musisi akan langsung diterima oleh masyarakat ketika lagu itu cocok dan disenangi oleh masyarakat penggemarnya. Demikian pula dalam inovasi pendidikan, akan diterima masyarakat ketika program itu sesuai dan menimbulkan kesenangan pada pihak masyarakat. Artinya, sebuah inovasi bukan sesuatu yang malah bertentangan dengan masyarakat, baik secara kultural, sosial, maupun ideologi. Pada akhirnya, semua segi harus dipikirkan sejak sebuah program inovasi dibicarakan.

  3. Kepuasan

    Identik dengan masalah mutu, bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktir penting yang harus diperhatikan. Jika kepuasan sudah dicapai, maka langkah-lamgkah berikutnya akan mendapat kemudahan.

  4. Memiliki komponen yang sangat penting.

    Artinya inovasi pendidikan yang diprogramkan berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat pada waktu itu. Misalnya, penemuan pompa air praktis muncul pada saat masyarakat membutuhkan alat tersebut. Karena itu, program inovasi juga harus memprediksi kepentingan masyarakat pada saat itu.

Berkaitan dengan keuntungan relatif di atas, beberapa pokok berikut harus diperhatikan, bahwa inovasi pendidikan harus :

a. Mampu meningkatkan pembelajaran.

Sekali lagi, bahwa kagiatan pembelajaran bukan semata-mata kegiatan rutinitas yang monoton, ambigu, dan statis. Kegiatan pembelajaran harus mencerminkan sesuatu yang dinamis dan progresif, sehingga perubahan dari waktu ke waktu terasa bukan hanya oleh guru sendiri namun juga oleh siswa dan masyarakat. Dampak dari perubahan dan peningkatan dalam pembelajaran akan terasa secara nyata ketika siswa mendapat kepuasan dalam belajar, yang kemudian tercermin dalam prestasi belajar yang optimal. Dengan demikian, masyarakat pun akan melihat dan menilai bagaimana sebuah sekolah berhasil mempertahankankan atau bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Mampu memanfaatkan sumberdaya secara lebih efektif.

Sumberdaya yang dimaksud dalam hal ini adalah :

  • Sumberdaya manusia, yang dalam hal ini adalah guru dan personal kependidikan lainnya yang bersangkut paut dengan inovasi yang diprogramkan. Pemanfaatan sumber daya manusia merupakan faktor yang amat sentral, mengingat manusia adalah actor utama yang membuat dan melaksanakan inovasi. Dalam hal ini, pemanfatan sumber daya manusia penting sekali dipandang dari beberapa sudut :
    • Individu tenaga kerja

      Artinya bahwa sumber daya manusia merupakan individu pekerja yang terlibat dalam perencanaan, penetapan strategi, dan pelaksanaan inovasi pendidikan. Manfaat bagi individu itu sendiri adalah :

      • Bermanfaat bagi pengembangan karir
      • Bermanfaat untuk menduduki jabatan tertentu
      • Bermanfaat untuk memaksimalkan waktu pencapaian karir.
  1. Kepentingan lembaga

    Yang dimaksud lembaga di sini adalah lembaga sekolah di mana seorang guru bekerja. Pemanfaatan SDM yang tepat dalam inovasi pendidikan akan menguntungkan bagi pihak lembaga, antara lain mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam jangka waktu tertentu.

  2. Kepentingan masyarakat

    Masyarakat adalah pelanggan pelayanan pendidikan yang memiliki kedudukan khusus. Dengan demikian mengetahui SDM yang tepat pada upaya inovasi tertentu, maka masyarakat akan memberikan kepercayaan yang penuh bagi lembaga yang bersangkutan.

  3. Kedudukan rencana inovasi

    Pemanfaatan SDM yang tepat akan memberikan keuntungan bagi kukuhnya kedudukan sebuah rencana, karena rencana dapat berfungsi untuk :

  • membimbing ke arah sukes,
  • memungkinkan lembaga mengatur penyesuaian dengan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
  • memberi kesempatan seseorang untuk melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
  • memungkinkan dilakukannya pengawasan secara efektif.
  1. Sumber daya alam, yakni segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan sekitar. Sumberdaya alam akan memberikan kemungkinan efisiensi ekonomi, karena ketersediaannya di alam tanpa harus diperhitungkan secara finansial. Misalnya, pemanfaatan barang bekas, tumbuhan, dll.
  2. Sumberdaya ekonomi, yakni sumberdaya berupa uang yang memungkinkan segala sesuatu yang diperlukan dapat dibeli dengan uang. Sarana dan prasarana yang tidak tersedia di alam, tentunya harus disediakan dengan cara mengeluarkan sejumlah dana. Tidak dapat dipungkiri, bahwa sebuah program inovasi tidak bisa lepas dari masalah biaya. Namun intensitas pembiayaan yang dikeluarkan harus diperhitungkan, sehingga kemudian program inovasi tidak malah menjadi rugi karena biaya yang dikeluarkan lebih besar.

c. Berpengaruh terhadap keseluruhan program

Program inovasi tidak ubahnya sebuah sistem yang terdiri atas beberapa komponen. Komponen yang satu dengan komponen yang lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keterpengaruhan masing-masng komponen sudah tampak sejak program itu dalam konsep penyusunan atau masih berupa draft sementara.

2. Program inovasi pendidikan harus konsisten terhadap nilai-nilai yang dianut (compatibility)

Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

Program inovasi pendidikan harus memiliki konsistensi atau kompatibilitas terhadap nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat penerima inovasi. Masyarakat secara umum merupakan komunitas yang memiliki nilai-nilai yang berbeda di satu tempat dengan tempat lainnya. Bertentangan paham dengan nilai yang dianut akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Karena itu, proram inovai pendidikan harus memiliki keselarasan dan konsistensi tinggi dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Bila perlu, program inovasi sedikitnya merupakan adopsi dari nilai-nilai yang dianut itu. Keselarasan akan memungkinkan tercapainya tujuan program dengan mudah.

Sehubungan dengan masalah konsistensi ini, perlu dipikirkan beberapa hal berikut.

a. Program harus sesuai dengan aspek-aspek lainnya.

Aspek-aspek lain dari program itu antara lain nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti disebutkan di atas. Sekali lagi, bahwa kesesuaian akan memberikan kelancaran pencapaian program.

b. Program itu harus dapat diterima.

Maksudnya, program inovasi pendidikan harus dapat diterima oleh masyarakat penerima. Keberterimaan sebuah program merupakan hal yang penting dipertimbangkan. Artinya di sini masyarakat merasakan kesesuaian dilihat dari manfaat, keuntungan, maupun nilai-nilai yang ada.

3. Program Inovasi Pendidikan harus memiliki kompleksitas atau tingkat kemudahan untuk dipahami (complexity)

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

Program inovasi pendidikan harus mudah dipahami oleh pihak mana pun, terutama oleh masyarakat penerima. Pertimbangan diterima atau tidaknya program itu salah satunya tergantung pada tingkat kemudahan yang dimiliki program tersebut. Semakin mudah dipahami, maka kemungkinan diterima semakin terbuka. Mudah dipahami artinya mudah dipelajari, terbaca jelas, dan proyeksi tujuannya pun mudah dilihat.

Berkenaan dengan masalah ini, sebuah program inovasi pendidikan harus mempunyai karakteristik berikut.

a. Membutuhkan latihan khusus

Tingkat kemudahan program inovasi dapat ditakar dari kebutuhan perlu tidaknya latihan khusus mengenai program tersebut. Program latihan memang penting untuk mendapat pemahaman yang seksama tentang isi program. Di sini, program yang memiliki tingkat kemudahan yang jelas akan segera dapat dipahami oleh peserta pelatihan. Latihan tentang program ini dapat dilakukan melalui kegiatan MGMP, KKG, dll, atau melalui kegiatan khusus.

b. Menambah agenda kerja guru

Program yang baik dan dengan tingkat kemudahan yang tinggi akan memberika tugas-tugas tambahan bagi guru. Agenda kegiatan guru menjadi meningkat karenanya, namun tetap dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan dedikasi.

4. Program Inovasi harus memiliki triabilitas (trialability)

Triabilitas artinya dapat dicoba oleh penerima pada waktu kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi apa pun. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.
Hasil percobaan disebarkan atau diinformasikan kepada masyarakat, sehingga kemudian mereka memiliki referensi untuk memahami inovasi yang diajukan.

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

a. Pernah dicoba di sekolah sendiri

Sebelum disodorkan atau dipublikasikan, program inovasi harus sudah pernah dicoba di sekolah sendiri. Informasi mengenai keberhasilan diinformasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menilai sejauh mana tingkat keberhasilan program tersebut.

  • Dapat diaplikasikan dalam sebuah pilot-proyek

    Pilot proyek adalah program ujicoba yang dibiayai pemerintah. Para peserta pilot proyek ini adalah guru-guru yang kelak diharapkan dapat membuat inovasi-inovasi lainnya dalam bidang pendidikan.

  • Dapat digunakan walaupun konsepnya masih terpisah

    Seperti disebutkan di muka bahwa program pendidikan terdiri atas beberapa komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Walaupun demikian, komponen-komponen itu harus dapat dipelajari dan digunakan oleh phak manapun, terutama oleh masyarakat sebagai penerima pengaruh inovasi.

5. Program Inovasi harus memiliki observabilitas (observatibility)

Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Sebaliknya, inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima atau bahkan ditolak oleh masyarakat. Oleh karena program inovasi harus melalui perencanaan yang matang, sehingga pekerjaan tidak terjebak dalam kesia-siaan belaka.

  1. Masyarakat dapat mengamati ketika program diujicobakan kepada siswa

    Bahwa program inovasi bukan sesuatu yang hanya pantas disembunyikan atau diujicobakan secara diam-diam. Inovasi pendidikan harus merupakan bahan yang siap dipublikasikan. Rangakain uji coba kepada siswa merupakan bagian serangkaian kegiatan inovatif yang dapat diamati atau dilihat hasilnya.

  2. Masyarakat data melihat bukti fisik inovasi melalui video-tape

    Kemungkinan memberikan bukti melalui media elektronik seperti video dll. semakin terbuka ketika para pelaksana program melakukan uji coba program. Hasil inovasi berupa video tape disebar ke masyarakat, kemudian masyarakat memberikan kompentar atau pertimbangan untuk selanjutnya memberika keputusan menerima program itu secara kseseluruhan.

  3. Aplikasinya bervariasi

    Variasi dalam kegiatan apa pun dapat memberikan dampak khusus bagi semua pihak. Suatu kegiatan tidak dikatakan monoton, ambigu, atau statis, apabila dalam implementasinya disertakan metode, teknik, dan prosedur yang berbeda dari satu pembelajaran ke pembelajaran berikutnya.

Selain rangkaian karakteristik di atas, Zaltman, Duncan, dan Hoibek dalam Udin dan Ayi (Hal. 46) mengemukakan tentang beberapa atribut program inovasi pendidikan dalam kaitannya dengan kemungkinan diterimanya program itu oleh masyarakat. Atribut itu antara lain :

  1. Pembiayaan (cost). Pembiayaan menentukan cepat lambatnya penerimaan masyarakat atas program inovasi. Biaya itu sendiri tergantung pada kualitas inovasi yang diajukan.
  2. Balik modal (returns to investment). Di dalam inovasi pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan, karena pada intinya pendidikan merupakan investasi jangka panjang melalui pengorbanan langsung dan tidak langsung sebagaimana terdapat dalam teori pembiayaan pendidikan. Balik modal hanya berlaku pada inovasi perusahaan.
  3. Efisiensi. Inovasi pendidikan harus mencerminkan efisiensi, baik waktu maupun biaya.
  4. Resiko dari ketidakpastian, jika resiko yang ditimbulkan kecil, maka program akan cepat diterima.
  5. Mudah dikomunikasikan. Inovasi akan cepat diterima jika mudah dikomunikasikan.
  6. Kompatibilitas. Artinya konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
  7. Kompleksitas. Artinya mudah untuk dipelajari dan dipahami.
  8. status ilmiah. Kadar ilmiah yang dimiliki sebuah inovasi akan cepat diterima dari pada yang tidak memiliki kadar ilmiah.
  9. Dapat dilihat manfaatnya. Artinya manfaat dari inovasi itu jelas, mudah dilihat, dan mudah dipahami, sehingga mudak pula untuk dilaksanakan.
  10. Kadar keaslian. Ini artinya inovasi diluncurkan dalam bentuknya sebagai sesuatu yang asli, tidak meniru, bukan jiplakan.
  11. Dapat dilihat batas sebelumnya. Inovasi akan dapat diterima jika batas-batas sebelumnya jelas terlihat.
  12. Keterlibatan sasaran perubahan. Inovasi akan mudah diterima jika warga masyarakat diikutsertakan dalam proses yang dijalankan.
  13. Hubungan interpersonal. Artinya inovasi membutuhkan adanya hubungan antar semua persenil yang terlibat. Saling memberitahu dan saling mempengaruhi.

Kesimpulan

Program inovasi pendidikan dirancang dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Program inovasi pendidikan merupakan sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang satu sama lain saling berhubungan, saling mempengaruhi, dan saling membutuhkan.

Dalam menyusun program inovasi pendidikan, perlu diperhatikan karakteristik yang terkandung di dalamnya. Dengan memperhatikan karakteristik program, maka sebuah inovasi akan dengan cepat dan mudah diterima masyarakat penerima. Kegiatan inovasi adalah upaya untuk mempublikasikan sesuatu yang baru kepada masyarakat, dan masyarakat perlu menerima setelah melalui berbagai pertimbangan termasuk takaran kualitas dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan.


Daftar Pustaka

Suherli, Prof. 2009. Manajemen Inovasi Pendidikan. Hand-out bahan kuliah.

H. Udin Saefudin Saud & Ayi Suherman. (....) Inovasi Pendidikan. Bandung : UPI Press.

Idris M. Noor. 2008. Sebuah Tinjauan Teoritis Tentang Inovasi Pendidikan di Indonesia. Net delivery

Sudarwan Danim (....) Inovasi Pendidikan dalam Upaya peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.


Minggu, 08 Maret 2009

Melanjutkan Pendidikan : antara ketidakpuasan intelektual dan ketidakpuasan material

Tidak bisa dipungkiri lagi, profesi seorang guru membutuhkan tingkat intelektual yang sangat tinggi, tapi disisi lain..pendapatan seorang guru di Indonesia tidaklah sebanding dengan tingkat intelektual tersebut.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan, Pasal 6 menyebutkan sebuah tambahan pendapatan bagi para guru dan di dalam Pasal 2 ayat 3 tentang beberapa kualifikasi untuk mendapatkan sertifikasi tersebut yang diantaranya menyebutkan tentang kualifikasi akademik.

Pengalaman pribadi penulis sebagai seorang guru..sangatlah ingin untuk mendapatkan tunjangan tersebut dalam Pasal 6 dan untuk mendapatkannya salah satu cara adalah dengan melanjutkan jenjang pendidikan. Terkadang timbul pertanyaan dalam diri penulis, Apakah saya melanjutkan pendidikan terdorong karena ketidakpuasan intelektual sebagai seorang guru untuk mendidik anak didik ataukah keinginan untuk mendapatkan materi ?.